Akhirnya setelah melalui kontemplasi yang cukup panjang, aku memutuskan untuk berkata cukup. Bukan karena menyerah, bukan pula karena aku bosan. Keputusan ini telah hadir sejak lama. Hanya saja hati selalu berhasil mencari celah untuk memberi pembenaran atas semua tindakanku selama ini.
Kalau boleh meminjam istilahmu, prematur adalah kata yang tepat untuk menjadi alasan semua ini dihentikan, bukan lagi dikurangi. Aku takut jika kita terlalu lama, bahkan dengan sekian aturan yang kita punya, kita dapat tersesat lagi.
Maaf karena tak memberi tanda-tanda yang jelas tentang semua ini terlebih dahulu. Maaf terlalu jauh membawamu dalam cerita ini. Maaf karena mimpi-mimpi yang tak bisa ku wujudkan saat ini. Maaf pula atas semua ketidaknyamanan ini.
Terimakasih telah menjadi bagian dari cerita ini. Terimakasih telah membawa diri ini menaiki roller coster yang luar biasa hebatnya. Terimakasih telah menjadi pengingat disaat diri ini lalai. Terimakasih telah banyak membuat diri ini berubah. Terimakasih banyak.
Selamat berjuang, semoga sukses :”)
sebagai anak IC, saya semacam mengerti tulisan ini :”)
SukaSuka
Makasih banyak kak :’)
SukaSuka
sama-sama Dayat 🙂
SukaSuka
cieeeee
SukaSuka
kenapa bep? :3
SukaSuka